Setelah sekian lama mengembara di dunia maya dan berapa kali trial and error, akhirnya saya menemukan tips yang jitu untuk membelah posting dan menampilkan pesan "Baca selengkapnya..." atau "read more..." atau sejenisnya.

Sebagai blogger pemula, saya juga ingin berbagi tips ini kepada anda :

1. Buka menu Layout kemudian pilih Edit HTML.

2. Kasih tanda cek (centang) pada cekbox "expand widget template"

3. Cari kode berikut di Template blog anda  :

(caranya : tekan ctrl+F dan akan muncul menu Find, kemudian masukkan kode yang akan anda cari)


<div class='post-body entry-content'>

<p><data:post.body/></p>



4. Kalau sudah ketemu, Ganti kode tersebut menjadi seperti ini :


<div class='post-body entry-content'>

<b:if cond='data:blog.pageType == "item"'>
<style>.fullpost{display:inline;}</style>
<p><data:post.body/></p>
<b:else/>
<style>.fullpost{display:none;}</style>


<p><data:post.body/></p>

<a expr:href='data:post.url'>Read More......</a>
</b:if>


Tulisan "Read More....." itu bisa anda ubah, misalnya jadi "Baca Selengkapnya...", atau lainnya.

5. Simpan hasil pengeditan.
6. Kemudian pilih menu
Setting lalu pilih Formatting
7. Pada kotak Post Template isikan kode berikut:


<span class="fullpost">


</span>


8. Kemudian Simpan.
9. Ketika memposting, klik EDIT HTML. Maka, secara otomatis akan tampak kode seperti berikut :


<span class="fullpost">


</span>


10. Letakkan abstrak posting atau artikel yang akan ditampilkan dihalama utama (sebelum tulisan "Redmore...") di atas kode ini :

<span class="fullpost
">

sementara sisanya yaitu keseluruhan posting letakkan di antara kode :

<span class="fullpost">

dan

</span>

11. Selesai

Selamat Mencoba...

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

** Special thank's to Mas Kendhin






Selengkapnya ...

Kira-kira apa yang terjadi jika sistem teknologi di dunia sudah sangat canggih. Apalagi kalau sistem database sudah mampu mengatur kehidupan manusia. Berikut ini rekaman percakapan telepon pemesanan Pizza pada tahun 2020 antara seorang operator Pizza dengan konsumennya.

Operator: Terima kasih anda telah menghubungi Pizza Hot, Apakah yang bisa saya....

Konsumen : Heloo, saya mau pesan pizza.

Operator : Boleh minta nomor kartu KTP anda pak?

Konsumen : Tunggu, ini nih: 6102049998-45- 54610.

Operator : Ok pak Bejo, anda tinggal di jalan hangtuah no. 16, nomor telepon rumah anda 02177726378, kantor anda
021665872673 Hp anda 081127894022, anda menelpon dari mana?

Konsumen : Dari rumah, eh dari mana kamu tahu semua no telp saya?

Operator : Oh, kami terhubung ke database pusat pak.

Konsumen : Apakah saya bisa memesan Seafood Pizza?

Operator : Itu bukan ide yang bagus pak.

Konsumen : Kenapa?

Operator : Dari medical record bapak, bapak memiliki tekanan darah tinggi dan kolestrol yang sudah berlebihan.

Konsumen : Jadi kamu merekomendasikan apa?

Operator : Mungkin bapak bisa memesan Low Fat Hokkien Mee Pizza.

Konsumen : Dari mana kamu tahu kalo saya bakal suka itu?

Operator : Hmmm minggu lalu bapak baru meminjam buku yang berjudul "Popular Hokkien Dishes" dari perpustakaan nasional.

Konsumen : Ok terserah lah, sekalian saya pesan paket keluarga, berapa semuanya ?

Operator : Tapi paket keluarga kami tidak akan cukup untuk anak anda yang berjumlah 7 orang pak, total keseluruhan adalah Rp. 190.000.

Konsumen : Bisa saya bayar dengan Kartu Kredit?

Operator : Sepertinya bapak harus membayar Cash, kartu kredit anda telah over limit, dan anda punya utang di bank sebesar Rp. 5.350.000 sejak bulan Agustus lalu, itu belum termasuk denda untuk tunggakan kontrak rumah anda dan
kendaraan bermotor.

Konsumen : Ooh ya sudah, nanti saya ke ATM aja untuk narik duit sebelum orang mu datang nganter Pizza.

Operator : Mungkin nggak bisa juga pak, record anda menunjukkan bahwa batas anda menarik uang di ATM telah tercapai.

Konsumen : Busyet.... udah lah anterin aja pizzanya kesini, saya akan bayar cash disini, berapa lama Pizza diantar?

Operator : Sekitar 45 menit pak, tapi kalo bapak tdk bisa menunggu, bapak bisa mengambilnya sendiri dengan motor bebek bapak yang sudah butut.

Konsumen : APA ????

Operator : Menurut catatan kami, anda memiliki motor bebek tahun 2000 dengan no pol B3344CD betul kan pak?

Konsumen : Sialan luh, bangsat, kagak sopan banget seh buka-buka record gue, blom pernah ngerasain di tonjok ya!!

Operator : Hati-hati dengan ucapan bapak, apakah bapak ingat 15 Mei 2010 anda pernah di penjara 3 bulan karena mengucapkan kata kotor kepada seorang polisi??

Konsumen : (Diamm, bingung, pusing 700 keliling)

Operator : Ada yang lain pak?

Konsumen : Tidak ada, eh tapi kalo pesan paket keluarga kan ada gratis coca cola 3 cup kan?

Operator : Betul pak, tapi menurut catatan kami anda juga mengidap DIABETES, jadi kami tidak mau mengambil resiko pak.

Konsumen : Siallaaannnnn. BATALIN AJA SEMUA !!

Operator : Terima kasih atas teleponnya pak, untuk kompalain, saran dan kritik anda bisa mengisi form online pada situs kami, username dan passwordnya tercetak pada bagian bawah kotak pizza yang anda pesan, terima kasih anda
telah mengubungi Pizza Hot.

(sumber: email bergulir) (srn)[okezone]

Selengkapnya ...

Di luar Hotel Hilton, Gus Dur bersama sahabatnya yang seorang turis Jepang mau pergi ke Bandara. Mereka naik taksi di jalan, tiba-tiba saja ada mobil kencang banget, menyalip taksi tersebut. Dengan bangga si Jepang berteriak, "Aaaah Toyota made in Japan sangat cepat...!"


Enggak lama kemudian mobil lain nyalip juga taksi tersebut. Si Jepang teriak lagi "Aaaah Nissan made ini Japan sangat cepat."

Enggak lama kemudian lewat lagi satu mobil menyalip mobil tersebut dan si Jepang teriak lagi "Aaaah Mitsubishi made in Japan sangat cepat...!" Gus Dur dan sopir taksi itu merasa kesal melihat si Jepang ini bener-bener nasionalis.

Kemudian, sesampainya di bandara, sopir taksi bilang ke si Jepang.

Supir taksi : "100 dolar please..."

Si Jepang : 100 dolars...?! Its not that far from the hotel...!!"

Gus Dur : "Aaaah... Argometer made ini Japan kan sangat cepat sekali!!" (ahm)[okezone]

Selengkapnya ...


TOKYO - Penggunaan internet di ponsel mulai menjangkiti anak-anak dan membuat ketergantungan layaknya narkoba. Hal tersebut mengkhawatirkan pemerintah Jepang.

Pemerintah Jepang khawatir anak-anak di Jepang, usia SD dan SMP, akan terperosok pada perbuatan kriminal di dunia maya, menghabiskan waktu berjam-jam hanya berkutat dengan email. Hal inilah yang kemudian dikhawatirkan akan membuat anak-anak addicted dengan ponsel.

Akhirnya pemerintah Jepang memutuskan untuk membuat program yang membatasi penggunaan internet di ponsel oleh anak-anak. Program ini ditujukan bagi orang tua dan pihak sekolah untuk menjalankan pembatasan penggunaan internet.

"Di Jepang, ponsel dianggap sebagai mainan yang mahal bagi anak-anak. Namun orang tua tetap memberikan ponsel kepada anak-anak mereka tanpa memberikan pengetahuan yang cukup akan batasan penggunaannya," ujar juru bicara pemerintah Jepang Masaharu Kuba, seperti dilansir melalui Associated Press, Selasa (27/5/2008).

Usulan ini dilontarkan oleh pihak kementerian pendidikan Jepang dan akan disetujui oleh Perdana Menteri Jepang Yasuo Fukuda pada akhir minggu ini. Usulan ini juga disertakan dengan permohonan pemerintah kepada vendor-vendor ponsel di Jepang untuk mulai memproduksi ponsel yang hanya memiliki fungsi menelepon dan GPS untuk mendukung pengurangan ketergantungan internet di ponsel secara bertahap.

Sekira sepertiga anak-anak kelas enam sekolah dasar di Jepang diprediksi memiliki ponsel. Sedangkan anak SMP di Jepang hampir 60 persennya memiliki ponsel. Kebanyakan ponsel yang dimiliki oleh anak-anak Jepang adalah ponsel berkemampuan 3G.

Mayoritas anak-anak tersebut menghabiskan waktu berjam-jam untuk surfing internet di Berita Terkait:
Dua Kartu, Satu Handset
My-G Banjiri Pasar Dengan Ponsel Lokal
Ponsel Bergaransi Kini Masuk Asuransi
Cari Titik Lemah Musuh, Unggulkan Dualmode dan TV
Penjualan Ponsel Global Naik 13,6%
ponsel. Bahkan beberapa anak diduga menjadi target kejahatan internet. (srn)[okezone]

Selengkapnya ...


Suatu ketika beberapa negara maju terlihat tertarik untuk berinvestasi di Indonesia. Mulailah wakil beberapa negara itu mengirim teknokrat dan perdana menterinya. Sampailah mereka pada pembahasan perusahaan-perusahaan milik negara (BUMN), yang seharusnya amat menguntungkan itu.

Ketika pembahasan sampai kepada Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), tampillah pegawai IPTN untuk presentasi.

"Suatu kehormatan bagi kami bisa presentasi di hadapan Bapak-Bapak," ungkapnya pada pidato pembukaan.

"To the point saja, apa yang saudara banggakan dari IPTN?" potong perdana menteri Mahathir dari Malaysia.

"Oke, ternyata kami sudah tidak lagi memproduksi pesawat, bapak Mahathir. Namun, kami sekarang memproduksi roket," jelas pegawai IPTN dengan bangga sambil memperlihatkan prototype yang masih "anget".

"Terus, apa keunggulan roket IPTN ini?" tanya Tony Blair dari Inggris.

"Kalau Amerika mampu mendaratkan manusia pertama di bulan, maka roket kami jauh lebih bagus daripada punya mereka. Roket kami akan bisa mengantarkan manusia ke matahari," cetus pegawai IPTN dengan angkuh. Para hadirin pun seketika takjub.

"Eh, eh.. Sebentar mas. Roket Anda itu apa nggak kebakar kalau mendarat di matahari. Di sana itu panas bener lho, mas," kata Tony Blair bertanya-tanya.

Dengan santai dan sedikit membusungkan dada, pegawai IPTN tersebut menjawab, "Jangan khawatir, Pak Tony. Saya dan tim sudah memperhitungkan dengan cermat, sehingga roket akan sampai di sana pada malam hari. Jadi, tidak akan ada yang terbakar."

Para undangan pun manggut-manggut seakan baru mengerti. (mbs)[okezone]

Selengkapnya ...

Musim panas, Juli 1982. Enampuluh empat anak muda berkumpul di perkemahan yang digelar di Kirkwood Ski Resort, di dekat Danau Tahoe, California. Mereka ada di sana bukan untuk sekadar bersenang-senang, melainkan untuk mengikuti program belajar efektif. Bobbi DePorter dan Eric Jensen sedang menjelaskan metode belajar baru yang diramu dari berbagai penemuan ilmiah kepada peserta perkemahan.

Ada tiga ketrampilan dasar yang mereka ajarkan dalam perkemahan yang kemudian dijuluki SuperCamp itu, yakni ketrampilan akademis, prestasi fisik, dan ketrampilan hidup. Hasilnya demikian impresif. Setelah mengikuti perkemahan selama sepuluh hari, motivasi belajar peserta meningkat, nilai belajar di sekolah semakin tinggi, mereka lebih percaya diri, harga diri meningkat, dan ketrampilan belajar pun berkembang.

Dari sukses itulah, kegiatan SuperCamp kemudian diadakan di berbagai tempat melalui Learning Forum, yang pada tahun ini tepat berusia 20 tahun. Learning Forum didirikan oleh DePorter bersama Jensen, namun kemudian Jensen keluar dan posisinya digantikan oleh Joe Chapon. Dalam waktu dua dekade ini SuperCamp telah meluluskan lebih dari 25 ribu peserta dalam kegiatan yang diadakan di 50 negara bagian AS dan 70 negara lain.

Programnya pun berkembang dengan peserta berusia 9-24 tahun dan menghabiskan 8-10 hari di perkemahan. Teknik-teknik yang dipelajari juga kian inovatif, seperti teknik membaca kuantum, teknik menulis cepat dan tepat, memecahkan masalah secara kreatif, strategi belajar di perguruan tinggi, teknik mengingat, teknik menguasai matematika, dan ketrampilan hidup. DePorter menamai temuannya ini Quantum Learning --meminjam istilah dalam fisika, kuantum, dan menunjukkan bahwa potensi yang dimiliki manusia itu ibarat kuantum yang dapat diubah menjadi energi yang dahsyat.

Jadi, menurut DePorter, manusia pada dasarnya memiliki kemampuan luar biasa untuk melampaui kemampuan yang ia perkirakan. Ini karena manusia memiliki potensi yang belum tergali, apalagi terasah. Untuk menggali potensi itu, menurut DePorter, lingkungan mesti mendukung agar proses belajar berlangsung mudah, menarik, dan menyenangkan. "Rasa aman dan saling percaya di antara murid dan guru merupakan hal esensial bagi proses belajar," tutur DePorter. Lingkungan itulah yang dimodelkan dalam SuperCamp.

Program ini bertumpu pada asumsi bahwa setiap orang memiliki potensi besar dan dapat berhasil baik di sekolah maupun dalam kehidupan --jika diberi peranti dan keyakinan untuk belajar dan tumbuh-berkembang, bahwa anak yang memiliki harga diri (self-esteem) positif akan belajar sangat cepat dan efektif. DePorter mengembangkan teknik untuk membantu menggempur kendala yang menghalangi seseorang untuk meraih sukses, seperti motivasi yang rendah, harga-diri yang kerdil, serta prestasi yang minim.

Potensi besar itulah yang kerap terpenjara oleh ruang-ruang kelas di sekolah. Mengutip Sandy MacGregor, dalam Piece of Mind, seorang jenius baru memanfaatkan kemampuan otaknya sebesar 5-6 persen saja, sedangkan orang-orang biasa baru memanfaatkan 4-5 persennya. Pada orang biasa, potensi itu tak tergali antara lain karena proses belajar di ruang-ruang kelas tertangkap sebagai aktivitas yang tidak menyenangkan.

Banyak pelajar menganggap ruang kelas sebagai penjara, karena proses belajar yang tidak menyenangkan. Duduk berjam-jam mencurahkan perhatian dan pikiran pada mata pelajaran tak ubahnya duduk di atas bara api. Belajar dirasakan sebagai beban dan tidak nyaman. Bahkan, kata Bobbi DePorter, "Pada akhir sekolah dasar, kata belajar dapat membuat banyak siswa tegang dan takut." Yang terjadi ialah anak menghambat pengalaman belajarnya secara terpaksa karena mengalami kebuntuan belajar (learning shutdown).

Itulah yang diubah oleh DePorter melalui proyek SuperCamp-nya. Dengan metode belajar yang diramunya dari sejumlah metode yang ada lebih dulu, DePorter mengubah proses belajar menjadi sesuatu yang menyenangkan, sederhana, dan efektif. Lingkungan yang suportif akan membangkitkan harga diri siswa, sebaliknya kritik tajam akan "membunuh" proses belajar.

Ada beberapa teknik yang digunakan dalam metode Quantum Learning, antara lain menciptakan ruang belajar yang kondusif untuk membangun sugesti. Misalnya, memasang musik latar di dalam kelas, pelajar bisa duduk secara nyaman, membuka lebar-lebar partisipasi individu, serta menyediakan guru yang terlatih --bukan saja ia menguasai benar mata pelajarannya, tapi juga seni memberi sugesti.

Itu berarti antara pengajar dan pelajar mesti terjalin saling pengertian dan saling mempercayai. Hubungan timbal-balik itu menggambarkan kondisi internal dan eksternal murid. Di satu sisi, menurut DePorter, siswa perlu mengondisikan diri agar memiliki emosi positif ketika belajar. Di sisi lain, siswa perlu diberi motivasi agar dari dalam dirinya muncul semangat belajar.

Bila emosi positif --emosi adalah bagian penting dari kecerdasan seseorang-- tidak dapat dibangun, ruang-ruang kelas tak lebih dari sekat-sekat yang membatasi pengembaraan intelektual seseorang. Murid menjadi loyo dan proses belajar menjadi membosankan. Karena itulah, DePorter mengatakan pada dasarnya setiap orang mampu belajar --baik di dalam kelas maupun dalam kehidupan nyata. Namun, untuk meraih sukses dalam belajar, keyakinan diri, rasa hormat, dan kepedulian terhadap individu merupakan hal vital yang harus dibangkitkan lebih dulu.

Karena itu pula, dalam SuperCamp diajarkan ketrampilan hidup seperti berkomunikasi secara efektif, menjalin hubungan dengan orang lain, berlatih mendengarkan, memecahkan masalah, serta mengikuti petualangan di alam terbuka. Perbedaan paling pokok antara SuperCamp dan program sejenis lainnya terletak pada cara penyelenggara memfasilitasi perubahan sikap dan motivasi peserta terhadap sekolah. SuperCamp mengajarkan bagaimana cara belajar yang cepat dan efektif (learning-to-learn).

Melalui metode belajar yang mudah dipraktekkan, efektif, dan menyenangkan seseorang dirangsang semangatnya untuk berusaha keras menguasai materi yang ia pelajari. Ia tak ubahnya anak balita yang diberi mainan baru. Tanpa bertanya "ba bi bu", ia langsung terdorong untuk mengutak-atik mainan itu karena ia ingin mengenalnya lebih dekat dan dari segala penjuru. Inilah yang disebut proses belajar menyeluruh atau global learning.

Begitulah, anak-anak balita hingga usia 6-7 tahun berlaku tak ubahnya spons yang menyerap berbagai fakta, sifat fisik, dan kerumitan bahasa dengan cara yang amat menyenangkan dan bebas stres. Bukankah kita kerap merasa takjub menyaksikan balita mampu mengucap satu kata, dua kata, lalu kalimat, dan kemudian ia berbicara bak hujan deras.

Kuncinya ialah karena bagi anak-anak itu belajar dan bermain tidaklah berbeda; mereka belajar dengan riang dan bebas stres. Kedua hal inilah yang ingin dihadirkan kembali oleh Quantum Learning di ruang-ruang belajar di sekolah, di rumah, maupun dalam kehidupan sosial yang nyata. (sumber : http://www.tempo.co.id/edunet/ dian basuki/berbagai sumber)

Selengkapnya ...

KREATIVITAS dapat dipupuk dan dibentuk dalam lingkungan yang mendukung. Apalagi setiap anak dilahirkan dengan bakat kreatif.

Tokoh-tokoh di bidang seni, banyak yang mengakui sebagai orang yang kreatif. Siapa yang tidak kenal lagu-lagu ciptaan Melly Goeslaw yang orisinal atau lukisan karya Basuki Abdullah yang diakui seluruh dunia.

Namun, kreativitas tidak hanya terbatas pada seni. Kreativitas merupakan sikap yang tak hanya melibatkan pola pikir melainkan kemampuan anak menyelesaikan masalah. Tengoklah betapa Thomas Alva Edisson pencipta lampu pijar yang jatuh bangun mempertahankan ide dan kreativitasnya. Sementara orang lain mencemooh betapa konyol hal yang ia kerjakan. Kreatif tak hanya memiliki dan menjalankan ide, juga mampu mencari keunggulan dari kreativitas itu.

Irma Gustiana Andriani MPsi dari LPTUI mengatakan, sikap kreatif bisa muncul karena dua faktor, yaitu secara genetik, ada bakat kreatif atau bisa dirangsang dari lingkungannya. Ciri anak kreatif adalah anak yang mempunyai rasa ingin tahu yang besar, selalu bertanya dan tidak pernah puas dengan jawaban yang diberikan.

"Selain itu, mereka juga mempunyai minat yang tinggi dalam membaca sehingga pengetahuannya lebih luas, selalu aktif, cenderung percaya diri, dan cepat tanggap merupakan ciri lainnya. Mereka juga mempunyai banyak ide yang terkadang agak aneh," sebut Irma.

Saat ini banyak permainan dan kelompok belajar yang dapat mengasah kreativitas anak. Karena itu, anak diharapkan dapat mengeluarkan seluruh kebiasaannya dan dapat belajar dari lingkungannya. Seperti yang dikatakan seorang pendidik kenamaan dari Inggris, Arthur J Cropley, tak seorang pun yang tidak memiliki kreativitas karena jika demikian sama seperti tidak memiliki kepintaran sama sekali.

"Tidak kreatif berarti anak tidak berpikir dan tidak melakukan apa-apa. Sebab itu, sangat kecil kemungkinannya orangtua tak mampu membentuk kreativitas anak," ujar Cropley.

Di sisi lain, banyak juga anak yang mengalami kesulitan dalam mengembangkan daya kreativitasnya karena tidak adanya media untuk menyalurkannya maupun kurangnya perhatian orangtua.

Pola pengajaran di sekolah juga sebaiknya jangan terlalu menekan atau bahkan membatasi anak dalam mengeksplorasi dirinya sehingga membuat mereka merasa apa yang dikemukakan selalu salah. "Padahal, dengan selalu memberikan kebebasan, daya kreativitas mereka semakin terasah," tegas Irma.

Rangsangan yang bersifat motorik bisa dilakukan agar anak menjadi pribadi yang kreatif dan mampu menangkap segala apa yang dilihat dan dirasakannya. Pada umur 2-3 tahun daya tangkap anak sudah baik. Karena itu, sudah bisa diajarkan permainan-permainan yang lebih kompleks. Sebagai orangtua, menyediakan media sebagai tempat untuk anak bermain dan bereksplorasi untuk menyalurkan kreativitasnya adalah suatu kewajiban.

Hal senada diungkapkan Prof Dr SC Utami Munandar, dalam bukunya, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Pada saat anak berusia 1-4,5 tahun adalah masa puncak kreativitas anak. Pada saat inilah anak mudah menyerap dan mengembangkan hal-hal baru yang ia dapat. Sel-sel otak si kecil yang sedang berkembang pesat sangat membantunya untuk menyerap pengetahuan baru yang ia peroleh.

"Namun, tentu saja tetap dibutuhkan peran lingkungan untuk bisa mengoptimalkannya. Karena itulah stimulasi yang diberikan orangtua sangat diperlukan," ujar Utami.
(sindo//tty)  [okezone]

Selengkapnya ...